Trauma dan Harus Pindah Sekolah Tapi Ponpes Khairul Ummah Tidak Ada Minta Maaf Pada Keluarga Santri Korban Penganiayaan Senin, 17/02/2020 | 20:23
SUARAAKTUAL.CO | INHU - Dua korban penganiayaan santri senior di Ponpes Khairul Ummah, Batu Gajah Inhu, hingga saat ini masih trauma dan harus pindah sekolah. Sayangnya, pihak Ponpes seolah lepas tangan dan belum menemui apalagi minta maaf pada keluarga korban.
Saat ditemui keduanya, RY dan ZD masih takut-takut berbicara. Bahkan lebam.bekas pukulan ritan masih membekasvdi fisik keduanya. Karena itu Pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak (P2TP2A) Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), membetikan pendampingan agar keduanya segera pulih.
"Kami sediakan dokter dan psikolog untuk membantu korban agar cepat pulih," kata Ketua P2TP2A Inhu, Rezita Meylani Yopi, saat bertemu kedua korban dan orang tuanya, Senin (17/2/2020).
Rezita juga merasa miris mendengar kejadian sesama santri di Ponpes Kahirul Ummah Batu Gajah, Kecamatan Pasir Penyu tersebut.
Orang tua korban telah mempolisikan pelaku pemukul anaknya ke Polsek Pasir Penyu pada Selasa (11/2/2020).
"Harapan kami tidak ada lagi kejadian serupa di Pesantren itu atau pesantren lain dan bahkan dibsekolah lainnya," ucap Rezita.
Menurut Rezita, ia bersama rombongan Kepala Dinas pemberdayaan perempun dan perlindungan anak (DPPA) Pemkab Inhu Wardiati, Plt Kadis Pendidikan Herlina Wahyuningsih, Kabid PPA DPPA Agus Rianto, Kasi perlindungan khusus anak DPPA Yusmanizarmi bersama dr Diantika dan Lawyer P2TP2A Yeni Darwis SH menyambangi korban dalam rangka memberikan suport sekaligus menginisiasi diversi di Mapolsek Pasirpenyu pada Kamis (20/2/202) lusa.
Sambung Rezita, korban dan pelaku yang masih dibawah umur adalah anak bangsa, penerus bangsa yang wajib dilindungi.
"Kita berikan pendampingan kepada korban bahkan kepada pelaku sehingga haknya untuk mengikuti pendidikan tetap terjaga," ujar Rezita.
Kepada pengelola Ponpes, Ny Rezita Meylani Yopi berharap merubah pola pengawasan kepada santri sehingga rasa nyaman para Santri untuk belajar tetap terjaga.
Semenara itu Plt Kadisdik Inhu Herlina memberikan suport kepada korban untuk tetap semangat menuntut ilmu di sekolah lain.
"Semangat terus ya sayang dan gak usah takut lagi," kata Wardiati.
Diagnosa dr Diantika kepada kedua korban mengatakan tidak ditemukan luka serius namun disebahagian badan masih terlihat bekas benda tumpul.
Sebelumnya orang tua korban, Adi, membenarkan mempolisikan terlapor inisial AR salah seorang santri Ponpes Kahirul Ummah kelas XII karena menganiaya anaknya pakai benda tumpul.
"Saya laporkan ke Polisi setelah proses mediasi di Ponpes tidak memuaskan," ungkap Adi.
Menurut Adi, kekerasan Senior kepada Junior di Ponpes itu sudah berlangsung lama bahkan berulang ulang hingga akhirnya terbongkar setelah anaknya melarikan diri karena trauma dipukul pakai benda tumpul.
Sementara itu Ketua Kesantrian Ponpes Kahirul Ummah Batu Gajah, Edi Setiawan membantah perbuatan kekerasan di Pesantren adalah hal yang kontiniu.
"Baru sekali ini dan sipelaku sudah kami kembalikan ke orang tuanya," kata Edi.
Dari situasi tersebut kata Edi, pihak pengelola Ponpes akan lebih mengevaluasi pengawasan kepada 1.510 orang siswa SD, MTS dan MTA di Ponpes.**HR