Terkait Aksi Kekerasan, Tokoh Masyarakat Minta Ada Sanksi untuk Ponpes Khairul Ummah Kamis, 20/02/2020 | 14:28
Photo Istimewa HR
SUARAAKTUAL.CO | INHU - Terkait aksi kekerasan yang terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Khairul Ummah, Batu Gajah, Indragiri Hulu ( Inhu ) telah menjadi perbincangan di sosial media (Sosmed) dan juga kalangan masyarakat.
Sebab aksi ini rupanya tidak hanya dialami oleh dua orang santri RY dan RD. Menurut salah satu mantan orangtua santri, Tommi Comara, menyatakan anaknya juga dulu mengalami hal yang sama, dan ia telah menarik anaknya dari pasantren tersebut.
Dikatakan oleh Tommi, dulunya anaknya juga dianiaya oleh santri senior sampai memar-memar. Bahkan anaknya, juga dianiaya oleh tenaga pengajarnnya.
"Anak saya ke sana buat menuntut ilmu, bukan untuk dihantam. Maka saya tarik anak saya dari pesantren itu," ucapnya.
Bahkan rasa takut itu kata Tommi lagi, muncul pada saat dirinya mendapat informasi ditaksir ada sekitar 78 santri waktu itu yang mengaku jadi korban kekerasan di Ponpas tersebut.
Maka saat itu mediasi antara pihak orangtua dilakukan. Berkat mediasi panjang akhirnya, orangtua memaafkan pihak pesantren dengan jaminan tidak akan mengulangi kembali kekerasan itu.
"Ketika itu dijamin oleh pimpinan pesantren berstatus Kiyai. Dan janji itu dilontarkan kiyai tersebut di dalam masjid lagi. Sementara beberapa saat setelah itu kekerasan kembali terjadi," terang Tommi.
Atas kejadian itu sebut Tommi, banyak orangtua yang menarik anaknya dari pesantren itu. Hal ini dipicu kekwatiran orang tua santri yang takut terjadi yang tidak dingin terhadap anaknya.
Dengan sikap ponpes yang tidak bertanggung jawab dan kekerasan terus berulang, Tommi minta ponpes ini diberikan sanksi oleh pihak terkait untuk efek jera.
"Pemkab Inhu melalui dinas terkait harus memberikan sanksi, kalau kekerasan terus tetjadi, cabut saja izin ponpes ini," tegas Tommi.
Sabab beber Tommi, aksi kekerasan ini terus bergulir dan tidak bisa dibendung. Sebelum ada korban jiwa sebaiknya segera diambil sikap tegas akan hal ini.
"Ini berjanji dulu seorang kiyai, tetapi janjinya hanya dimulut. Faktanya hingga saat ini masih juga terjadi kekerasan di Ponpas tersebut," pungkas Tommi.
Sebagai mana diberitakan sebelumnya, bahwa ada dua orang santri mengalami perilaku penganiayan yang dilakukan oleh santri senior. Bahkan santri RY dan RD mengalami luka memar diduga dihantam dengan benda tumpul.
Bahkan orangtua juga telah melaporkan perkera tersebut kepada pihak kepolisian setempat dan juga mendapat penanganan dari P2TP2A Kabupaten Inhu.
Menurut orangtua santri Adi, kini perkara dalam proses penyelidikan dari pihak kepolisian. Bahkan Adi juga mengaku kesal dengan sikap tidak peduli dan kesan lepas tangan.**HR